MAKALAH PENGELOLAAN KELAS
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Sumber daya
manusia yang berkualitas merupakan hal yang sangat penting bagi suatu negara
untuk dapat menjadi sebuah negara yang maju, kuat, makmur, dan sejahtera. Upaya
peningkatan sumber daya manusia tidak dapat terpisah dengan masalah pendidikan.
Dunia pendidikan menawarkan sebuah sistem yang dapat mencerdaskan atau
membentuk individu-individu menjadi pribadi yang berkualitas.
Guru memiliki
andil yang besar terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Guru sangat
berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan
hidupnya secara optimal. Di dalam kelas guru melaksanakan dua kegiatan pokok,
yaitu mengajar dan mengelola kelas. Mengajar berkaitan dengan kegiatan
pendampingan kepada para siswa untuk dapat berkembang secara kognitif sedangkan
mengelola kelas berkaitan dengan usaha untuk menciptakan dan mempertahankan
kondisi yang sedemikian rupa yang dapat membuat proses pembelajaran di kelas
menjadi lebih positif dan efektif.
Pengelolaan kelas adalah sebuah
proses yang tidak mudah. Di dalam pelaksanaannya, pengelolaan kelas akan sangat
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang tidak mendukung atau menghambat seorang
guru dalam mengelola kelas, seperti perilaku siswa yang sulit untk diatur dan
dikendalikan. Makalah ini akan membahas tentang bagaimana pengelolaan kelas
yang efektif serta strategi apa saja yang digunakan untuk menekan perilaku
siswa yang negatif saat proses pembelajaran.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apakah yang dimaksud dengan pengelolaan
kelas?
2.
Apa prinsip-prinsip dalam pengelolaan
kelas?
3.
Apa tujuan pengelolaan kelas?
4.
Apa saja pendekatan dalam pengelolaan
kelas?
5.
Bagaimana
penataan kelas?
6.
Bagaimana
pengaturan siswa?
7.
Bagaimana
pengelolaan kelas yang efektif ?
8.
Apa saja yang
perlu dihindari dalam pengelolaan kelas?
9.
Bagaimana strategi
mengelola perilaku sulit siswa?
C. Tujuan
Makalah
1.
Mengetahui pengertian pengelolaan kelas.
2.
Mengetahui prinsip-prinsip dalam
pengelolaan kelas.
3.
Mengetahui tujuan pengelolaan kelas.
4.
Mengetahui pendekatan dalam pengelolaan kelas.
5.
Mengetahui
penataan kelas.
6.
Mengetahui
pengaturan siswa.
7.
Mengetahui
pengelolaan kelas yang efektif.
8.
Mengetahui hal
yang perlu dihindari dalam pengelolaan kelas.
9.
Mengetahui cara
mengelola perilaku sulit siswa.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas berbeda pengertian dengan pengelolaan
pembelajaran. Pengelolaan pembelajaran lebih menekankan pada pada kegiatan
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dalam suatu pembelajara. Sedangkan
pengelolaan kelas lebih kepada upaya-upaya untuk dapat menciptakan atau
mempertahankan kondisi-kondisi dimana proses belajar dapat terjadi secara
optimal. Proses pengelolaan kelas meliputi proses pembinaan, pengawasan,
penghentian perilaku yang menyimpang dari peserta didik, pemberian hukuman, dan
pemberian tugas-tugas kepada peserta didik.
Dilihat
dari susunan katanya, pengelolaan kelas terdiri dari dua kata yaitu,
pengelolaan dan kelas. Pengelolaan merujuk pada arti mengatur dan menjaga.
Sedangkan kata kelas secara sempit memiliki pengertian sebagai tempat siswa
berkumpul untuk mengikuti proses belajar. Maka dari itu, dapat disimpulkan
bahwa pengelolaan kelas adalah sebuah usaha yang sadar dari seorang guru untuk
menciptakan, mengatur, dan memelihara kegiatan proses belajar mengajar secara
positif dan efektif yang mengarah pada mempersiapkan peserta didik untuk dapat
berkembang.
B. Prinsip-Prinsip
Pengelolaan Kelas
Pelaksanaan
pengelolaan kelas tidak selalu berjalan dengan lancar. Pasti ada faktor-faktor
yang sering mempengaruhi pelaksanaan pengelolaan kelas. Ada faktor internal dan
faktor eksternal yang berasal dari siswa.
Faktor internal siswa berkaitan dengan pikiran, perasaan, dan perilaku.
Sedangkan faktor eksternal siswa berkaitan dengan lingkungan belajar, pengelompokan
siswa, dan jumlah siswa. Dalam rangka memperkecil kemungkinan masalah gangguan
di dalam kelas, dapat digunakan beberapa prinsip dalam pengelolaan kelas.
Berikut adalah beberapa prinsip yang dapat digunakan.
1.
Hangat dan
Antusias
Guru
yang memiliki kehangatan dan antusiasme dapat memudahkan terciptanya kondisi belajar
yang positif atau menyenangkan sehingga proses belajar dapat berjalan dengan
optimal. Guru yang bersifat hangat secara tetap akan menunjukkan antusiasmenya
terhadap tugas, kegiatan, dan siswanya. Dengan demikian, guru dikatakan
berhasil dalam mengelola kelas.
2.
Tantangan
Penggunaan
kata-kata, tindakan, atau bahan-bahan yang menantang dari guru kepada siswa
dapat memancing munculkan gairah atau semangat dalam belajar pada diri siswa.
Hal ini juga dapat mengurangi perilaku menyimpang yang mungkin akan muncul dari
siswa.
3.
Bervariasi
Penggunaan
alat atau media, atau alat bantu, gaya mengajar guru, pola interaksi antara
guru dan anak didik akan munculnya gangguan apa yang disebutkan diatas merupakan
kunci untuk tercapainya pengelolaan kelas yang efektif dan menghindari
kejenuhan.
4.
Keluwesan
Keluwesan
tingkah laku seorang guru ditujukan untuk dapat mengubah strategi mengajarnya, mencegah
kemungkinan munculnya gangguan pada siswa, dan menciptakan iklim belajar
mengajar yang efektif. Keluwesan seorang guru dapat mencegah munculnya gangguan
seperti keributan anak didik, tidak adanya perhatian, dan siswa yang tidak mengerjakan
tugas.
5.
Pendekatan
Pada Hal Positif
Pada
dasarnya dalam mengajar dan mendidik, guru harus menekankan pada hal-hal yang
positif dan menghindari pemusatan perhatian anak didik pada hal-hal yang
negatif. Penekanan pada hal yang positif, yaitu penekanan yang dilakukan guru
terhadap tingkah laku anak didik yang positif daripada mengomeli tingkah laku
yang negatif. Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan pemberian penguatan
yang dapat mengganggu jalannya proses belajar mengajar
6.
Penanaman
Disiplin diri
Tujuan
akhir dari pengelolaan kelas adalah siswa dapat mengembangkan disiplin diri
sendiri. Guru diharapkan mampu mendorong siswa untuk melaksanakan disiplin diri
sendiri dan guru sendiri hendaknya menjadi teladan mengenai pengendalian diri
dan pelaksanan tanggung jawab. Jadi, guru yang mampu menjadi teladan
kedisiplinan akan membantu proses pengelolaan kelas yang efektif.
C. Tujuan
Pengelolaan Kelas
Berikut
ini adalah beberapa tujuan dilakukannya pengelolaan kelas.
1. Menciptakan
kondisi belajar yang menyenangkan. Menciptakan kondisi belajar yang
menyenangkan dapat memungkinkan para siswa dapat belajar dengan optimal;
2. Menghilangkan hambatan yang
dapat menghalangi terciptanya interaksi dalam pembelajaran;
3.
Membina dan membimbing siswa
sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya, dan sifat-sifatnya
sebagai individu.
D. Pendekatan
dalam Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas yang baik akan memunculkan harmoni antara
guru dan siswanya. Keselarasan hubungan antara seorang guru dengan siswanya
bisa dalam bentuk kerjasama. Kerjasama menciptakan sebuah interaksi. Interaksi
yang baik ditentukan oleh pendekatan yang dilakukan oleh guru dalam rangka
mengelola sebuah kelas. Berikut ini adalah beberapa pendekatan dalam
pengelolaan kelas.
a. Pendekatan
Kekuasaan
Pengelola
kelas diartikan sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkat laku siswa. Guru
berperan menciptakan dan mempartahankan situasi disiplin dalam kelas.
Kedisiplinan adalah kekuatan yang menuntut kepada siswa untuk menaatinya. Di
dalamnya terdapat kekuasaan dalam norma yang mengikat untuk ditaati anggota
kelas. Melalui kekuasaan dalam bentuk norma itulah guru diharapkan mampu
mengelola kelas.
b. Pendekatan
Ancaman
Dari
pendekatan ancaman atau intimidasi ini, pengelolaan kelas adalah juga sebagai
suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik. Tetapi dalam mengontrol
tingkat laku anak didik dilakukan dengan cara memberikan ancaman, misalnya
melarang, ejekan, sindirian, dan memaksa.
c.
Pendekatan Kebebasan
Pengelolaan
kelas dipandang sebagai upaya dari seorang guru untuk memberikan kebebasan
kepada siswanya untuk melakukan aktivitas yang diinginkannya. Guru tetap
memberikan pengawasan terhadap aktivitas siswa agar tidak sampai menyimpang.
d. Pendekatan
Resep
Pendekatan
resep (cook book) ini dilakukan dengan memberi satu daftar
yang dapat menggambarkan apa yang harus dan apa yang tidak boleh dikerjakan
oleh guru dalam merespon semua masalah yang terjadi di kelas. Dalam daftar ini
digambarkan tahap demi tahap apa yang harus dikerjakan oleh guru. Peran guru
hanyalah mengikuti petunjuk yang sudah tertulis seperti yang dalam resep.
e. Pendekatan
Perubahan Tingkat Laku
Sesuai
dengan namanya, pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses untuk mengubah
tingkah laku siswa. Peranan guru adalah mengembangkan tingkah laku yang baik
dan mencegah munculnya tingkah laku yang kurang baik dari siswa. Untuk itu
menurut pendekatan tingkah laku yang baik atau positif harus dirangsang dengan
memberikan pujian atau hadiah yang menimbulkan perasanaan senang dan puas.
Sebaliknya, tingkah laku yang kurang baik dan melaksanakan program kelas harus
diberi sanksi atau hukuman yang akan menimbulkan perasaan tidak puas dan pada
gilirannya tingkah laku tersebut akan dihindari.
f.
Pendekatan Proses Kelompok
Pengelolaan
kelas diartikan sebagai suatu proses untuk menciptakan kelas sebagai suatu
sistem sosial, di mana proses kelompok merupakan yang paling utama. Peranan
guru adalah mengusahakan agar perkembangan dan pelaksanaan proses kelompok berjalan
efektif. Proses kelompok adalah usaha guru mengelompokkan anak didik ke dalam
beberapa kelompok dengan berbagai pertimbangan individual sehingga tercipta
kelas yang bergairah dalam belajar.
g.
Pendekatan Elektis atau Pluralistik.
Pendekatan
elektis ini menekankan pada potensialitas, kreativitas dan inisiatif guru dalam
memilih beragai pendekatan tersebut berdasarkan situasi yang dihadapinya.
Pendekatan elektis di sebut juga pendekatan pluralistik, yaitu pengelolaan
kelas yang berusaha menggunakan berbagai macam pendekatan yang memiliki potensi
untuk dapat menciptakan dan mempertahankan suatu kondisi yang memungkinkan proses
belajar mengajar berjalan positif dan efektif.
E. Penataan
Ruang Kelas
Agar tercipta suasana belajar yang menggairahkan, perlu
diperhatikan pengaturan atau penataan ruang kelas. Penyusunan dan pengaturan
ruang kelas hendaknya memungkinkan siswa untuk duduk berkelompok dimana hal itu
memudahkan guru bergerak untuk membantu siswa dalam belajar. Berikut ini adalah
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penataan ruang kelas.
a. Pengaturan Tempat Duduk
Bentuk
dan ukuran tempat duduk yang digunakan sekolah saai ini bermacam-macam, ada
yang satu tempat duduk dapat diduduki oleh beberapa siswa, ada pula yang hanya
dapat diduduki oleh seorang siswa. Sebaiknya tempat duduk siswa itu ukurannya
jangan terlalu besar agar mudah diubah-ubah formasinya. Ada beberapa bentuk
formasi tempat duduk yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan. Apabila
pengajaran itu akan ditempuh dengan cara berdiskusi, maka formasi tempat
duduknya sebaiknya berbentuk melingkar. Jika pengajaran ditempuh dengan metode
ceramah, maka tempat duduknya sebaiknya memanjang ke belakang.
b. Pengaturan Alat-Alat Pengajaran
Di antara alat-alat pengajaran di kelas
yang harus diatur adalah sebagai berikut:
-
Perpustakaan kelas;
-
Alat-alat peraga media pembelajaran;
-
Papan tulis, Alat tulis, dan lain-lain;
-
Papan presensi siswa;
-
Penata keindahan dan kebersihan kelas.
F. Pengaturan
Siswa
Kegiatan belajar mengajar dengan pendekatan kelompok
menghendaki peninjauan pada aspek individual siswa. Penempatan siswa memerlukan
pertimbangan pada aspek postur tubuh siswa, di mana menempatkan siswa yang
mempunyai tubuh tinggi atau rendah, dimana menempatkan siswa yang memiliki
kelainan penglihatan atau pendengaran, jenis kelaminan siswa perlu juga
dijadikan pertimbangan dalam pengelompkan siswa. Siswa yang cerdas, yang kurang
cerdas, yang pendiam, yang lincah, dan suka berbicara, suka membuat keributan,
yang suka mengganggu temannya sebaiknya dipisah agar kelompok tidak dominasi
oleh satu kelompok tertentu, agar persaingan dalam belajar berjalan seimbang.
G. Pengelolaan
Kelas yang Efektif
Latar belakang
siswa dalam satu kelas berbeda-beda. Mulai dari latar belakang sosial, ekonomi,
sampai budaya. Dari perbedaan inilah guru dituntut untuk dapat memahami agar
mudah dalam melakukan pengelolaan kelas secara efektif. Menurut Made Pidarta,
untuk mengelola kelas secara efektif perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
1. Kelas
adalah kelompok kerja yang diorganisasi untuk tujuan tertentu, yang dilengkapi
oleh tugas-tugas dan diarahkan oleh guru.
2. Dalam
situasi kelas, guru bukan tutor untuk satu pihak pada waktu tertentu, tetapi
bagi semua anak atau kelompok.
3. Kelompok
kelas menyisipkan pengaruhnya kepada anggota-anggota. Pengaruh yang jelek dapat
dibatasi oleh usaha guru dalam membimbing mereka di kelas di kala belajar.
4. Praktik
guru waktu belajar cenderung terpusat pada hubungan guru dan siswa. Makin
meningkat keterampilan guru mengelola secara kelompok, makin puas
anggota-anggota di dalam kelas.
5. Struktur
kelompok, pola komunikasi, dan kesatuan kelompok ditentukan oleh cara
mengelola, baik untuk mereka yang tertarik pada sekolah maupun bagi mereka yang
apatis, masa bodoh atau bermusuhan.
Bila begitu pengelolaan kelas yang efektif, maka itu berarti
tugas yang berat bagi guru adalah berusaha menghilangkan atau memperkecil permasalahan-permasalahan
yang terkait dengan semua problem pengelolaan kelas, seperti kurangnya
kesatuan, tidak ada standar perilaku dalam bekerja kelompok, reaksi negative
terhadap anggota kelompok, moral rendah, kelas mentolerasi
kekeliruan-kekeliruan temannya, dan sebagainya.
H. Hal
yang Harus Dihindari dalam Pengelolaan Kelas
Dalam proses mewujudkan pengelolaan kelas yang baik
demi terciptanya proses pembelajaran yang positif dan efektif, perilaku guru di
dalam kelas perlu untuk menjadi perhatian bersama. Ada beberapa perilaku atau
sikap yang hendaknya dapat dihindari oleh seorang guru agar tidak menyebabkan
proses belajar menjadi tidak positif. Berikut adalah beberapa perilaku atau
sikap yang hendaknya dihindari oleh seorang guru.
1.
Campur tangan yang berlebihan
Adanya
intervensi berupa teguran, komentar, atau kritik dari guru ketika siswa sedang
mengemukakan pendapatnya, atau ketika siswa sedang presentasi, hendaknya dapat
dihindari. Hal ini apabila terjadi akan menimbulkan persepsi pada diri siswa
bahwa guru tidak menghargainya.
2.
Penyimpangan
Keadaan
asyik di dalam kelas sering kali tidak disadari oleh guru. Dalam
ketidaksadarannya itu, seringkali guru banyak menyimpang dari materi utama
dalam proses belajar. Hal ini perlu menjadi perhatian bersama agar tidak
terjadi saat guru berbicara atau menjelaskan materi.
3.
Ketidaktepatan memulai dan
mengakhiri kegiatan
Ketidaktepatan
memulai dan mengakhiri kegiatan berkaitan dengan ketidakcermatan yang dilakukan
seorang guru dalam menghandle kegiatan di dalam kelas. Guru yang memulai suatu
kegiatan tanpa mengetahui apa kegiatan sebelumnya dan cara mengakhiri kegiatan
tersebut perlu diperhatikan.
4.
Bertele-tele
Seorang guru
yang selalu mengulang apa yang sudah dibicarakan dan tidak mengalami
perkembangan sangat mempengaruhi pengelolaan kelas. Guru sebaiknya menghindari
perilaku mengulangi kalimat-kalimat atau suatu hal yang dapat menyita waktu
saat proses pembelajaran sehingga kelas menjadi tidak efektif.
I. Strategi
Mengelola Perilaku Sulit Siswa
Peran seorang
guru sangatlah penting dalam rangka terwujudnya sebuah kelas dengan kondisi
yang memacu gairah belajar para siswanya. Sebaik dan sebagus apa yang guru
rancang dan ciptakan di lingkungan kelas, perilaku bermasalah pada siswa akan tetap
muncul. Sebagai seorang guru yang profesional, kita harus bisa menghadapinya
dengan cara-cara yang efektif.
Strategi
manajemen kelas
Terdapat dua strategi pengelolaan atau manajemen kelas guna
mengelola perilaku sulit atau menyimpang dari para siswa. Ada intervensi minor
dan intervensi moderat. Berikut adalah penjelasannya.
1.
Intervensi Minor
Sebuah permasalahan dalam kelas yang hanya
mengunakan intervesnsi minor terhadap masalah-masalah yang kerap muncul yang biasanya
mengganggu aktivitas belajar di kelas. Misalnya, siswa ribut sendiri,
meninggalkan tempat duduk tanpa ijin, bercanda sendiri, atau makan di kelas.
Strategi yang efektif antara lain adalah:
a.
Menggunakan isyarat non-verbal
Menjalin kontak mata dengan siswa. Kemudian guru
memberi isyarat atau
ekspresi kepada siswa dengan meletakkan telunjuk jari di bibir, menggelengkan kepala,
atau menggunakan isyarat tangan untuk menghentikan perilaku tersebut.
b.
Melanjutkan aktivitas
belajar
Akan terjadi suatu jeda dalam transisi aktivitas dalam kegiatan
belajar mengajar, dimana pada jeda tersebut murid tidak melakukan aktivitas.
Saat itu, murid akan kesana kemari meninggalkan tempat duduknya, mengobrol
dengan temannya, bercanda dan mulai ribut. Langkah atau strategi yang tepat
adalah tidak mengkoreksi tindakan mereka tetapi segera melanjutkan aktivitas
baru berikutnya, melanjutkan materi pada bab
selanjutnya.
c.
Dekati murid atau siswa yang rebut atau ramai
Disaat siswa mulai bertindak menyimpang. Guru cukup
mendekatinya secara otomatis siswa biasanya dia akan diam sendiri.
d. Mengarahkan Perilaku Siswa
Apabila siswa mengabaikan tugas yang diberikan,
guru mengingatkan siswa tentang kewajibannya. Guru bisa berkata, “Baiklah, ingat, semua
anak - anak harus bisa menyelesaikan soal matematika ini.”
e. Memberi instruksi yang dibutuhkan
Guru melihat siswa melakukan kesalahan
kecil saat tidak memahami cara mengerjakan tugas yang diberikan. Untuk
mengatasinya, Guru harus memantau atau memperhatikan siswa dan memberi
petunjuk jika siswa membutuhkan.
f. Menyuruh murid berhenti dengan nada tegas dan
langsung
Menjalin kontak mata dengan siswa, bersikap asertif, dan menyuruh murid
menghentikan tindakannya. membuat pernyataan singkat dan memantau situasi
sampai siswa patuh terhadap perintah guru. Strategi ini bisa
dilakukan dengan mengkombinasikan strategi mengarahkan perilaku murid.
g. Memberi murid pilihan
Memberi siswa tanggung jawab dengan dua alternatif pilihan, bertindak
benar atau menerima konsekuensi negatif. Memberi tahu siswa apakah tindakan
itu benar atau salah dan apa konsekuensi bila melanggar.
2.
Intervensi Moderat
Ada
Beberapa perilaku siswa yang salah membutuhkan Intervensi yang lebih kuat
dibandingkan yang baru saja dipaparkan pada intervensi minor.
Sebagai contoh, ketika siswa menyalahgunakan aktivitasnya seperti, keluar dari
kelas, mengganggu pelajaran, atau mengganggu pekerjaan murid lainnya. Berikut
adalah strategi yang bisa dilakukan.
a.
Jangan memberi keistimewaan atau aktivitas yang mereka inginkan
Apabila seorang guru memperbolehkan murid
untuk berkeliling kelas atau mengerjakan tugas dengan siswa lain
dan siswa malah menyalahgunakan kebebasan yang
guru berikan atau mengganggu pekerjaan temannya, maka anda bisa mencabut ijin itu.
b.
Membuat perjanjian behavioral
Membuat perjanjian yang bisa disepakati dan
diterima oleh semua siswa. Perjanjian ini harus mencakup semua masukan
dari kedua belah pihak yaitu guru dan siswa. Jika muncul masalah dan siswa
tetap keras kepala, guru bisa merujuk pada kesepakatan bersama yang telah
dibuat.
c.
Pisahkan atau keluarkan siswa dari kelas
Seorang guru dapat memberikan perintah kepada siswanya untuk
keluar dari ruang kelas. Hal ini dikarenakan apabila muncul perilaku dari siswa
yang sudah benar-benar dirasa sangat mengganggu ketertiban dan ketenangan di
dalam kelas saat proses belajar dan pembelajaran.
d.
Mengenakan hukuman atau sanksi
Hukuman memang dipandang sebagai sebuah ala pembelajaran yang baik
bagi siswa yang telah melakukan kesalahan. Namun, hukuman yang kiranya bersifat
positif dapat diterapkan dalam dunia pendidikan. Hukuman fisik tidak lagi
relevan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan pendidikan karakter. Apabila siswa
melakukan kesalahan, guru dapat memberikan hukuman yang positif berupa perintah
untuk mengerjakan tugas, membuat karya seni, atau yang lain yang dapat membuat
siswa berkembang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keterampilan pengelolaan kelas perlu dimiliki oleh seorang
guru. Hal ini sangat membantu dalam pencapaian tujuan belajar itu sendiri.
Pengelolaan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru dengan tujuan untuk
menciptakan kondisi kelas yang memungkinkan semua siswa dalam belajar secara
optimal. Pengelolaan kelas sangat memperhatikan aspek pengaturan, baik
pengaturan tentang fasilitas yang ada dan juga pengaturan terhadap siswanya.
Tujuan pengelolaan kelas adalah menyediakan fasilitas yang
bermacam-macam berkaitan dengan kegiatan siswa dalam lingkungan sosial,
emosional, dan intelektual di dalam kelas, keterampilan dalam mengelola kelas
dapat bersifat preventif atau pencegahan maupun sudah sampai pada penanganan.
Hal ini bergantung pada situasi dan kondisi yang terjadi dalam kelas yang
ditimbulkan oleh perilaku siswa.
B. Saran
DAFTAR
PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1980. Pengelolaan Kelas dan Siswa. Jakarta:
Rajawali
Sukardi, Dewa Ketut. 2012. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan
Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Komentar
Posting Komentar