Langsung ke konten utama

Makalah Pengelolaan Kelas

MAKALAH PENGELOLAAN KELAS




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan hal yang sangat penting bagi suatu negara untuk dapat menjadi sebuah negara yang maju, kuat, makmur, dan sejahtera. Upaya peningkatan sumber daya manusia tidak dapat terpisah dengan masalah pendidikan. Dunia pendidikan menawarkan sebuah sistem yang dapat mencerdaskan atau membentuk individu-individu menjadi pribadi yang berkualitas.
Guru memiliki andil yang besar terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Di dalam kelas guru melaksanakan dua kegiatan pokok, yaitu mengajar dan mengelola kelas. Mengajar berkaitan dengan kegiatan pendampingan kepada para siswa untuk dapat berkembang secara kognitif sedangkan mengelola kelas berkaitan dengan usaha untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang sedemikian rupa yang dapat membuat proses pembelajaran di kelas menjadi lebih positif dan efektif.
Pengelolaan kelas adalah sebuah proses yang tidak mudah. Di dalam pelaksanaannya, pengelolaan kelas akan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang tidak mendukung atau menghambat seorang guru dalam mengelola kelas, seperti perilaku siswa yang sulit untk diatur dan dikendalikan. Makalah ini akan membahas tentang bagaimana pengelolaan kelas yang efektif serta strategi apa saja yang digunakan untuk menekan perilaku siswa yang negatif saat proses pembelajaran.


B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah yang dimaksud dengan pengelolaan kelas?
2.      Apa prinsip-prinsip dalam pengelolaan kelas?
3.      Apa tujuan pengelolaan kelas?
4.      Apa saja pendekatan dalam pengelolaan kelas?
5.      Bagaimana penataan kelas?
6.      Bagaimana pengaturan siswa?
7.      Bagaimana pengelolaan kelas yang efektif ?
8.      Apa saja yang perlu dihindari dalam pengelolaan kelas?
9.      Bagaimana strategi mengelola perilaku sulit siswa?

C.    Tujuan Makalah
1.      Mengetahui pengertian pengelolaan kelas.
2.      Mengetahui prinsip-prinsip dalam pengelolaan kelas.
3.      Mengetahui tujuan pengelolaan kelas.
4.      Mengetahui pendekatan dalam pengelolaan kelas.
5.      Mengetahui penataan kelas.
6.      Mengetahui pengaturan siswa.
7.      Mengetahui pengelolaan kelas yang efektif.
8.      Mengetahui hal yang perlu dihindari dalam pengelolaan kelas.
9.      Mengetahui cara mengelola perilaku sulit siswa.


BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas berbeda pengertian dengan pengelolaan pembelajaran. Pengelolaan pembelajaran lebih menekankan pada pada kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dalam suatu pembelajara. Sedangkan pengelolaan kelas lebih kepada upaya-upaya untuk dapat menciptakan atau mempertahankan kondisi-kondisi dimana proses belajar dapat terjadi secara optimal. Proses pengelolaan kelas meliputi proses pembinaan, pengawasan, penghentian perilaku yang menyimpang dari peserta didik, pemberian hukuman, dan pemberian tugas-tugas kepada peserta didik.
Dilihat dari susunan katanya, pengelolaan kelas terdiri dari dua kata yaitu, pengelolaan dan kelas. Pengelolaan merujuk pada arti mengatur dan menjaga. Sedangkan kata kelas secara sempit memiliki pengertian sebagai tempat siswa berkumpul untuk mengikuti proses belajar. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa pengelolaan kelas adalah sebuah usaha yang sadar dari seorang guru untuk menciptakan, mengatur, dan memelihara kegiatan proses belajar mengajar secara positif dan efektif yang mengarah pada mempersiapkan peserta didik untuk dapat berkembang.

B.       Prinsip-Prinsip Pengelolaan Kelas
Pelaksanaan pengelolaan kelas tidak selalu berjalan dengan lancar. Pasti ada faktor-faktor yang sering mempengaruhi pelaksanaan pengelolaan kelas. Ada faktor internal dan faktor eksternal yang berasal dari siswa.  Faktor internal siswa berkaitan dengan pikiran, perasaan, dan perilaku. Sedangkan faktor eksternal siswa berkaitan dengan lingkungan belajar, pengelompokan siswa, dan jumlah siswa. Dalam rangka memperkecil kemungkinan masalah gangguan di dalam kelas, dapat digunakan beberapa prinsip dalam pengelolaan kelas. Berikut adalah beberapa prinsip yang dapat digunakan.

1.        Hangat dan Antusias
Guru yang memiliki kehangatan dan antusiasme dapat memudahkan terciptanya kondisi belajar yang positif atau menyenangkan sehingga proses belajar dapat berjalan dengan optimal. Guru yang bersifat hangat secara tetap akan menunjukkan antusiasmenya terhadap tugas, kegiatan, dan siswanya. Dengan demikian, guru dikatakan berhasil dalam mengelola kelas.
2.        Tantangan
Penggunaan kata-kata, tindakan, atau bahan-bahan yang menantang dari guru kepada siswa dapat memancing munculkan gairah atau semangat dalam belajar pada diri siswa. Hal ini juga dapat mengurangi perilaku menyimpang yang mungkin akan muncul dari siswa.

3.        Bervariasi
Penggunaan alat atau media, atau alat bantu, gaya mengajar guru, pola interaksi antara guru dan anak didik akan munculnya gangguan apa yang disebutkan diatas merupakan kunci untuk tercapainya pengelolaan kelas yang efektif dan menghindari kejenuhan.

4.        Keluwesan
Keluwesan tingkah laku seorang guru ditujukan untuk dapat mengubah strategi mengajarnya, mencegah kemungkinan munculnya gangguan pada siswa, dan menciptakan iklim belajar mengajar yang efektif. Keluwesan seorang guru dapat mencegah munculnya gangguan seperti keributan anak didik, tidak adanya perhatian, dan siswa yang tidak mengerjakan tugas.

5.        Pendekatan Pada Hal Positif
Pada dasarnya dalam mengajar dan mendidik, guru harus menekankan pada hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian anak didik pada hal-hal yang negatif. Penekanan pada hal yang positif, yaitu penekanan yang dilakukan guru terhadap tingkah laku anak didik yang positif daripada mengomeli tingkah laku yang negatif. Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan pemberian penguatan yang dapat mengganggu jalannya proses belajar mengajar

6.        Penanaman Disiplin diri
Tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah siswa dapat mengembangkan disiplin diri sendiri. Guru diharapkan mampu mendorong siswa untuk melaksanakan disiplin diri sendiri dan guru sendiri hendaknya menjadi teladan mengenai pengendalian diri dan pelaksanan tanggung jawab. Jadi, guru yang mampu menjadi teladan kedisiplinan akan membantu proses pengelolaan kelas yang efektif.

C.      Tujuan Pengelolaan Kelas
Berikut ini adalah beberapa tujuan dilakukannya pengelolaan kelas.
1.    Menciptakan kondisi belajar yang menyenangkan. Menciptakan kondisi belajar yang menyenangkan dapat memungkinkan para siswa dapat belajar dengan optimal;
2. Menghilangkan hambatan yang dapat menghalangi terciptanya interaksi dalam pembelajaran;
3.    Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya, dan sifat-sifatnya sebagai individu.

D.      Pendekatan dalam Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas yang baik akan memunculkan harmoni antara guru dan siswanya. Keselarasan hubungan antara seorang guru dengan siswanya bisa dalam bentuk kerjasama. Kerjasama menciptakan sebuah interaksi. Interaksi yang baik ditentukan oleh pendekatan yang dilakukan oleh guru dalam rangka mengelola sebuah kelas. Berikut ini adalah beberapa pendekatan dalam pengelolaan kelas.
a.    Pendekatan Kekuasaan
Pengelola kelas diartikan sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkat laku siswa. Guru berperan menciptakan dan mempartahankan situasi disiplin dalam kelas. Kedisiplinan adalah kekuatan yang menuntut kepada siswa untuk menaatinya. Di dalamnya terdapat kekuasaan dalam norma yang mengikat untuk ditaati anggota kelas. Melalui kekuasaan dalam bentuk norma itulah guru diharapkan mampu mengelola kelas.

b.   Pendekatan Ancaman
Dari pendekatan ancaman atau intimidasi ini, pengelolaan kelas adalah juga sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik. Tetapi dalam mengontrol tingkat laku anak didik dilakukan dengan cara memberikan ancaman, misalnya melarang, ejekan, sindirian, dan memaksa.

c.    Pendekatan Kebebasan
Pengelolaan kelas dipandang sebagai upaya dari seorang guru untuk memberikan kebebasan kepada siswanya untuk melakukan aktivitas yang diinginkannya. Guru tetap memberikan pengawasan terhadap aktivitas siswa agar tidak sampai menyimpang.


d.   Pendekatan Resep
Pendekatan resep (cook book) ini dilakukan dengan memberi satu daftar yang dapat menggambarkan apa yang harus dan apa yang tidak boleh dikerjakan oleh guru dalam merespon semua masalah yang terjadi di kelas. Dalam daftar ini digambarkan tahap demi tahap apa yang harus dikerjakan oleh guru. Peran guru hanyalah mengikuti petunjuk yang sudah tertulis seperti yang dalam resep.

e.       Pendekatan Perubahan Tingkat Laku
Sesuai dengan namanya, pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses untuk mengubah tingkah laku siswa. Peranan guru adalah mengembangkan tingkah laku yang baik dan mencegah munculnya tingkah laku yang kurang baik dari siswa. Untuk itu menurut pendekatan tingkah laku yang baik atau positif harus dirangsang dengan memberikan pujian atau hadiah yang menimbulkan perasanaan senang dan puas. Sebaliknya, tingkah laku yang kurang baik dan melaksanakan program kelas harus diberi sanksi atau hukuman yang akan menimbulkan perasaan tidak puas dan pada gilirannya tingkah laku tersebut akan dihindari.

f.         Pendekatan Proses Kelompok
Pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses untuk menciptakan kelas sebagai suatu sistem sosial, di mana proses kelompok merupakan yang paling utama. Peranan guru adalah mengusahakan agar perkembangan dan pelaksanaan proses kelompok berjalan efektif. Proses kelompok adalah usaha guru mengelompokkan anak didik ke dalam beberapa kelompok dengan berbagai pertimbangan individual sehingga tercipta kelas yang bergairah dalam belajar.

g.        Pendekatan Elektis atau Pluralistik.
Pendekatan elektis ini menekankan pada potensialitas, kreativitas dan inisiatif guru dalam memilih beragai pendekatan tersebut berdasarkan situasi yang dihadapinya. Pendekatan elektis di sebut juga pendekatan pluralistik, yaitu pengelolaan kelas yang berusaha menggunakan berbagai macam pendekatan yang memiliki potensi untuk dapat menciptakan dan mempertahankan suatu kondisi yang memungkinkan proses belajar mengajar berjalan positif dan efektif.


E.     Penataan Ruang Kelas
Agar tercipta suasana belajar yang menggairahkan, perlu diperhatikan pengaturan atau penataan ruang kelas. Penyusunan dan pengaturan ruang kelas hendaknya memungkinkan siswa untuk duduk berkelompok dimana hal itu memudahkan guru bergerak untuk membantu siswa dalam belajar. Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penataan ruang kelas.

a.    Pengaturan Tempat Duduk
Bentuk dan ukuran tempat duduk yang digunakan sekolah saai ini bermacam-macam, ada yang satu tempat duduk dapat diduduki oleh beberapa siswa, ada pula yang hanya dapat diduduki oleh seorang siswa. Sebaiknya tempat duduk siswa itu ukurannya jangan terlalu besar agar mudah diubah-ubah formasinya. Ada beberapa bentuk formasi tempat duduk yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan. Apabila pengajaran itu akan ditempuh dengan cara berdiskusi, maka formasi tempat duduknya sebaiknya berbentuk melingkar. Jika pengajaran ditempuh dengan metode ceramah, maka tempat duduknya sebaiknya memanjang ke belakang.

b.   Pengaturan Alat-Alat Pengajaran
Di antara alat-alat pengajaran di kelas yang harus diatur adalah sebagai berikut:
-          Perpustakaan kelas;
-          Alat-alat peraga media pembelajaran;
-          Papan tulis, Alat tulis, dan lain-lain;
-          Papan presensi siswa;
-          Penata keindahan dan kebersihan kelas.

F.     Pengaturan Siswa
Kegiatan belajar mengajar dengan pendekatan kelompok menghendaki peninjauan pada aspek individual siswa. Penempatan siswa memerlukan pertimbangan pada aspek postur tubuh siswa, di mana menempatkan siswa yang mempunyai tubuh tinggi atau rendah, dimana menempatkan siswa yang memiliki kelainan penglihatan atau pendengaran, jenis kelaminan siswa perlu juga dijadikan pertimbangan dalam pengelompkan siswa. Siswa yang cerdas, yang kurang cerdas, yang pendiam, yang lincah, dan suka berbicara, suka membuat keributan, yang suka mengganggu temannya sebaiknya dipisah agar kelompok tidak dominasi oleh satu kelompok tertentu, agar persaingan dalam belajar berjalan seimbang.
G.    Pengelolaan Kelas yang Efektif
Latar belakang siswa dalam satu kelas berbeda-beda. Mulai dari latar belakang sosial, ekonomi, sampai budaya. Dari perbedaan inilah guru dituntut untuk dapat memahami agar mudah dalam melakukan pengelolaan kelas secara efektif. Menurut Made Pidarta, untuk mengelola kelas secara efektif perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1.      Kelas adalah kelompok kerja yang diorganisasi untuk tujuan tertentu, yang dilengkapi oleh tugas-tugas dan diarahkan oleh guru.
2.      Dalam situasi kelas, guru bukan tutor untuk satu pihak pada waktu tertentu, tetapi bagi semua anak atau kelompok.
3.      Kelompok kelas menyisipkan pengaruhnya kepada anggota-anggota. Pengaruh yang jelek dapat dibatasi oleh usaha guru dalam membimbing mereka di kelas di kala belajar.
4.      Praktik guru waktu belajar cenderung terpusat pada hubungan guru dan siswa. Makin meningkat keterampilan guru mengelola secara kelompok, makin puas anggota-anggota di dalam kelas.
5.      Struktur kelompok, pola komunikasi, dan kesatuan kelompok ditentukan oleh cara mengelola, baik untuk mereka yang tertarik pada sekolah maupun bagi mereka yang apatis, masa bodoh atau bermusuhan.

Bila begitu pengelolaan kelas yang efektif, maka itu berarti tugas yang berat bagi guru adalah berusaha menghilangkan atau memperkecil permasalahan-permasalahan yang terkait dengan semua problem pengelolaan kelas, seperti kurangnya kesatuan, tidak ada standar perilaku dalam bekerja kelompok, reaksi negative terhadap anggota kelompok, moral rendah, kelas mentolerasi kekeliruan-kekeliruan temannya, dan sebagainya.









H.    Hal yang Harus Dihindari dalam Pengelolaan Kelas
Dalam proses mewujudkan pengelolaan kelas yang baik demi terciptanya proses pembelajaran yang positif dan efektif, perilaku guru di dalam kelas perlu untuk menjadi perhatian bersama. Ada beberapa perilaku atau sikap yang hendaknya dapat dihindari oleh seorang guru agar tidak menyebabkan proses belajar menjadi tidak positif. Berikut adalah beberapa perilaku atau sikap yang hendaknya dihindari oleh seorang guru.

1.      Campur tangan yang berlebihan
Adanya intervensi berupa teguran, komentar, atau kritik dari guru ketika siswa sedang mengemukakan pendapatnya, atau ketika siswa sedang presentasi, hendaknya dapat dihindari. Hal ini apabila terjadi akan menimbulkan persepsi pada diri siswa bahwa guru tidak menghargainya.

2.      Penyimpangan
Keadaan asyik di dalam kelas sering kali tidak disadari oleh guru. Dalam ketidaksadarannya itu, seringkali guru banyak menyimpang dari materi utama dalam proses belajar. Hal ini perlu menjadi perhatian bersama agar tidak terjadi saat guru berbicara atau menjelaskan materi.

3.      Ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan
Ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan berkaitan dengan ketidakcermatan yang dilakukan seorang guru dalam menghandle kegiatan di dalam kelas. Guru yang memulai suatu kegiatan tanpa mengetahui apa kegiatan sebelumnya dan cara mengakhiri kegiatan tersebut perlu diperhatikan.

4.      Bertele-tele
Seorang guru yang selalu mengulang apa yang sudah dibicarakan dan tidak mengalami perkembangan sangat mempengaruhi pengelolaan kelas. Guru sebaiknya menghindari perilaku mengulangi kalimat-kalimat atau suatu hal yang dapat menyita waktu saat proses pembelajaran sehingga kelas menjadi tidak efektif.



I.       Strategi Mengelola Perilaku Sulit Siswa
Peran seorang guru sangatlah penting dalam rangka terwujudnya sebuah kelas dengan kondisi yang memacu gairah belajar para siswanya. Sebaik dan sebagus apa yang guru rancang dan ciptakan di lingkungan kelas, perilaku bermasalah pada siswa akan tetap muncul. Sebagai seorang guru yang profesional, kita harus bisa menghadapinya dengan cara-cara yang efektif.
    Strategi manajemen kelas
Terdapat dua strategi pengelolaan atau manajemen kelas guna mengelola perilaku sulit atau menyimpang dari para siswa. Ada intervensi minor dan intervensi moderat. Berikut adalah penjelasannya.

1.      Intervensi Minor
Sebuah permasalahan dalam kelas yang hanya mengunakan intervesnsi minor terhadap masalah-masalah yang kerap muncul yang biasanya mengganggu aktivitas belajar di kelas. Misalnya, siswa ribut sendiri, meninggalkan tempat duduk tanpa ijin, bercanda sendiri, atau makan di kelas. Strategi yang efektif antara lain adalah:

a.      Menggunakan isyarat non-verbal
Menjalin kontak mata dengan siswa. Kemudian guru memberi isyarat atau ekspresi kepada siswa dengan meletakkan telunjuk jari di bibir, menggelengkan kepala, atau menggunakan isyarat tangan untuk menghentikan perilaku tersebut.

b.      Melanjutkan aktivitas belajar
Akan  terjadi suatu jeda dalam transisi aktivitas dalam kegiatan belajar mengajar, dimana pada jeda tersebut murid tidak melakukan aktivitas. Saat itu, murid akan kesana kemari meninggalkan tempat duduknya, mengobrol dengan temannya, bercanda dan mulai ribut. Langkah atau strategi yang tepat adalah tidak mengkoreksi tindakan mereka tetapi segera melanjutkan aktivitas baru berikutnya, melanjutkan materi pada bab selanjutnya.

c.       Dekati murid atau siswa yang rebut atau ramai
Disaat siswa mulai bertindak menyimpang. Guru cukup mendekatinya secara otomatis siswa biasanya dia akan diam sendiri.

d.      Mengarahkan Perilaku Siswa
Apabila siswa mengabaikan tugas yang diberikan, guru mengingatkan siswa tentang kewajibannya. Guru bisa berkata, “Baiklah, ingat, semua anak - anak harus  bisa menyelesaikan soal matematika ini.”

e.       Memberi instruksi yang dibutuhkan
Guru melihat  siswa melakukan kesalahan kecil saat tidak memahami cara mengerjakan tugas yang diberikan. Untuk mengatasinya, Guru harus memantau atau memperhatikan siswa dan memberi petunjuk jika siswa membutuhkan.

f.       Menyuruh murid berhenti dengan nada tegas dan langsung
Menjalin kontak mata dengan siswa, bersikap asertif, dan menyuruh murid menghentikan tindakannya. membuat pernyataan singkat dan memantau situasi sampai siswa patuh terhadap perintah guru. Strategi ini bisa dilakukan dengan mengkombinasikan strategi mengarahkan perilaku murid.

g.      Memberi murid pilihan
Memberi siswa tanggung jawab dengan  dua alternatif pilihan, bertindak benar atau menerima konsekuensi negatif. Memberi tahu siswa apakah tindakan itu benar atau salah dan apa konsekuensi bila melanggar.

2.      Intervensi Moderat
Ada Beberapa perilaku siswa yang salah membutuhkan Intervensi yang lebih kuat dibandingkan yang baru saja dipaparkan pada intervensi minor. Sebagai contoh, ketika siswa menyalahgunakan aktivitasnya seperti, keluar dari kelas, mengganggu pelajaran, atau mengganggu pekerjaan murid lainnya. Berikut adalah strategi yang bisa dilakukan.

a.        Jangan memberi keistimewaan atau aktivitas yang mereka inginkan
Apabila seorang guru memperbolehkan murid untuk berkeliling kelas atau mengerjakan tugas dengan siswa lain dan siswa malah menyalahgunakan  kebebasan yang guru berikan atau mengganggu pekerjaan temannya, maka anda bisa mencabut ijin itu.


b.        Membuat perjanjian behavioral
Membuat perjanjian yang bisa disepakati dan diterima oleh semua siswa. Perjanjian ini harus mencakup semua masukan dari kedua belah pihak yaitu guru dan siswa. Jika muncul masalah dan siswa tetap keras kepala, guru bisa merujuk pada kesepakatan bersama yang telah dibuat.

c.         Pisahkan atau keluarkan siswa dari kelas
Seorang guru dapat memberikan perintah kepada siswanya untuk keluar dari ruang kelas. Hal ini dikarenakan apabila muncul perilaku dari siswa yang sudah benar-benar dirasa sangat mengganggu ketertiban dan ketenangan di dalam kelas saat proses belajar dan pembelajaran.

d.        Mengenakan hukuman atau sanksi
Hukuman memang dipandang sebagai sebuah ala pembelajaran yang baik bagi siswa yang telah melakukan kesalahan. Namun, hukuman yang kiranya bersifat positif dapat diterapkan dalam dunia pendidikan. Hukuman fisik tidak lagi relevan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan pendidikan karakter. Apabila siswa melakukan kesalahan, guru dapat memberikan hukuman yang positif berupa perintah untuk mengerjakan tugas, membuat karya seni, atau yang lain yang dapat membuat siswa berkembang.


  
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Keterampilan pengelolaan kelas perlu dimiliki oleh seorang guru. Hal ini sangat membantu dalam pencapaian tujuan belajar itu sendiri. Pengelolaan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru dengan tujuan untuk menciptakan kondisi kelas yang memungkinkan semua siswa dalam belajar secara optimal. Pengelolaan kelas sangat memperhatikan aspek pengaturan, baik pengaturan tentang fasilitas yang ada dan juga pengaturan terhadap siswanya.
Tujuan pengelolaan kelas adalah menyediakan fasilitas yang bermacam-macam berkaitan dengan kegiatan siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual di dalam kelas, keterampilan dalam mengelola kelas dapat bersifat preventif atau pencegahan maupun sudah sampai pada penanganan. Hal ini bergantung pada situasi dan kondisi yang terjadi dalam kelas yang ditimbulkan oleh perilaku siswa.

B.     Saran
           










DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1980. Pengelolaan Kelas dan Siswa. Jakarta: Rajawali
Sukardi, Dewa Ketut. 2012. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.


            

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tes Kepribadian 16 P.F

  TES KEPRIBADIAN 16 P.F Silakan dibaca dengan teliti. Semoga bermanfaat. a.       Deskripsi Tes 16 P.F 1. Landasan Teori Tes kepribadian Enam-Belas Faktor Kepribadian merupakan karya adaptasi dari “Sixteen Personality Factors Questionnare (16 P.F)” yang diciptakan RAYMOND B. CATTEL . Tes ini diterbitkan oleh Institute for Personality and Ability (IPAT) pada tahun 1972. Tes kepribadian Enam-Belas Faktor terdiri dari beberapa bentuk, yaitu : bentuk A, B, C, D, E, dan F. Bentuk A, B, C, dan D dapat menggunakan buku yang sama misalnya seperti dari buku form c ini. Bentuk E dan F adalah untuk individu-individu yang mengalami hambatan atau kesukaran di dalam pendidikan dan membaca. Tes kepribadian Enam-Belas Faktor dirancang untuk usia 16 tahun ke atas. Sedangkan tes kepribadia Enam-Belas Faktor yang serumpun dengan ini dirancang bagi usia-usia yang lebih muda, seperti : o    “JR-SR High School Personality Questionnare (H...

Tes Kepribadian EPPS

       TES KEPRIBADIAN EPPS Silakan dibaca dengan teliti. Semoga bermanfaat. a.       Deskripsi Tes EPPS 1. Landasan Teori Tes Edward Personal Preference Schedule atau Tes EPPS adalah sebuah tes kepribadian yang terdiri dari pilihan-pilihan jawaban dimana jawaban-jawaban tersebut mencerminkan kepribadian seseorang. Tes ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar motivasi, kebutuhan, dan motif pada diri seseorang. Tes ini disusun oleh Edward berdasarkan teori H. A. Murray tentang kebutuhan manusia. Dalam tes EPPS ini tidak ada jawaban yang bernilai benar atau pun jawaban yang bernilai salah. Tes ini hanya dilakukan untuk mengetahui atau mengungkap kecenderungan, dorongan-dorongan, kebutuhan yang dimiliki seseorang. Psikotes EPPS ini termasuk dalam tes kepribadian yang objektif. Berikut adalah ciri-ciri dari tes EPPS. 1.    Tidak ada batasan waktu yang diberikan dalam pengerjaan tes. 2. ...

Verbatim Kasus DI

Kita tahu bahwa dalam perkembangannya, kasus yang dihadapi oleh konseli dalam proses konseling semakin dinamis dan kompleks. Peranan seorang konselor dalam membantu menyelesaikan permasalahan konseli menjadi hal yang penting untuk diperhatikan, hal ini berkaitan dengan cara atau pendekatan yang digunakan oleh konselor dalam proses konseling. Berikut ini adalah contoh verbatim tentang kasus DI ( Decision Making for Interview ).

Memahami Diri Sebagai Pribadi

Manusia adalah pribadi yang unik. Manusia berbeda antara yang satu dengan yang lain. Perbedaan dari segi fisik sampai psikis ada semua. Namun satu hal yang pasti, dimana manusia terlahir dengan berkat dari Allah berupa potensi-potensi.  Manusia diciptakan Kiri dengan anugerah dari Allah berupa kemampuan yang dapat terus untuk dikembangkan. Ada manusia yang telah sadar akan potensi yang dimilikinya. Namun tidak sedikit pula yang belum atau bahkan tidak menyadari potensi yang dimilikinya.